CakraPers.com|Salatiga-Pemerintah Kota Salatiga melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Salatiga tahun 2026, Selasa (25/3/25) di ruang Kaloka, Gedung Setda Salatiga. Kegiatan ini dihadiri berbagai elemen penting, termasuk Wali Kota beserta wakil, Forkopimda, Anggota DPRD, Sekda, Kepala OPD, Toga, Toma, Forum Anak, Difabel, Dewan Kesenian dan sejumlah undangan lainnya.
Ir. Wuri Pujiastuti, M.M selaku Sekda sekaligus ketua penyelenggara melaporkan tujuan dilaksanakannya kegiatan yang melibatkan berbagai unsur tersebut. “Musrenbang RKPD Kota Salatiga Tahun 2026 dilaksanakan untuk menyelaraskan prioritas dan sasaran pembangunan Kota Salatiga Tahun 2026 dengan Arah Kebijakan, Prioritas dan Sasaran Pembangunan Pemerintah Pusat, Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah serta Pokok-pokok Pikiran DPRD Kota Salatiga”. Ia juga menambahkan bahwa RKPD ini sebagai langkah singkronisasi usulan prioritas kegiatan pembangunan dari hasil musrenbang RKPD di Kelurahan dan Kecamatan di Kota Salatiga.
Selain itu, musrenbang 2026 menjadi musrenbang yang istimewa, karena dilaksanakan pula Rembuk Stunting dan penandatangan Berita Acara Rembuk Stunting, yang merupakan wujud komitmen dari semua pihak untuk melakukan pencegahan stunting, menuju Salatiga Zero Stunting. Sesuai dengan program prioritas Wali Kota dan Wakil Walikota “SALATIGA SEHATI”, Salatiga Sehat dan Terlindungi.
Kemudian Wali Kota, dr. Robby Hernawan, Sp.OG dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal terkait kondisi makro di Salatiga. “Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) Kota Salatiga tahun 2024 kembali mencapai peringkat tertinggi di Jawa Tengah yakni 85,72. Meningkat 0,73 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 84,99. Tahun 2026 diharapkan bisa mencapai 86,19”. Sedangkan Tingkat pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2024 di angka 3,86, turun 0,71 dari tahun 2023 yakni 4,57. Tahun 2026 ditargetkan turun di angka 3,80 3,65, tambahnya.
Salah satu permasalahan yang tidak kalah penting adalah Prevalensi Stunting di Kota Salatiga. Berdasarkan data sejak tahun 2019, prevalensi stunting di Kota Salatiga masih fluktuatif (naik turun). Oleh karena itu, orang nomor satu di Salatiga tersebut meminta seluruh perangkat daerah terkait untuk dapat mengoptimalkan program dan kegiatan konvergensi yang selama ini sudah terlaksana. Sehingga target prevalensi stunting (5,60) di tahun 2026 bisa tercapai.
Kesempatan yang sama, Ketua DPRD, Dance Ishak Palit, M.Si juga menuangkan pokok-pokok pikiran DPRD Salatiga. Beberapa hal yang disampaikan terkait dengan pengelolaan sampah, Branding kota literasi, membangun iklim investasi, pengembangan budaya/pariwisata lokal dan lain-lain.
Sebagai bentuk komitmen Pemkot Salatiga terhadap inklusifitas, forum ini juga memberikan kesempatan bagi berbagai kelompok masyarakat, termasuk difabel dan forum anak, untuk menyampaikan aspirasi mereka. Musrenbang ini diharapkan dapat menjadi pijakan yang kuat bagi pencapaian tujuan pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan.
Dengan pelaksanaan Musrenbang RKPD, Pemkot Salatiga menunjukkan keseriusannya dalam merancang pembangunan yang lebih baik untuk Kota Salatiga di tahun 2026, sekaligus menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan Salatiga yang lebih maju dan sejahtera.