CakraPers.com|Jakarta-Pada Selasa (25/3/2025), nilai tukar rupiah merosot tajam hingga ke Rp16.611 per dolar AS. Nilai ini merupakan level terendah evel terendah sejak Juni 1998 saat krisis melanda Asia.
Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong menjelaskan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh berbagai sentimen, baik eksternal maupun domestik.
Dari faktor eksternal, rupiah tertekan akibat penguatan dolar AS setelah data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis lebih baik dari perkiraan. Pernyataan bernada hawkish dari pejabat The Fed, Raphael Bostic, semakin memperkuat posisi dolar AS di pasar global.
Sementara itu, dari dalam negeri, tekanan terhadap rupiah diperburuk oleh menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah serta prospek pertumbuhan ekonomi ke depan.
Selain itu, Lukman menyebut pelemahan rupiah ini lebih dipengaruhi oleh kondisi domestik.
“Mata uang regional juga melemah, namun rupiah khususnya sentimen domestik juga masih jelek terutama kekhawatiran fiskal pemerintah,” ujar Lukman.
Sepanjang 2024, rupiah telah terkoreksi lebih dari 3 persen, menjadikannya salah satu mata uang pasar berkembang dengan performa terburuk di dunia.
(wartaekonomi)